Infosiberindonesia.com, Boalemo (4/6/2025) – Sebuah video yang menampilkan perdebatan sengit antara Kapolres Boalemo, AKBP Sigit Rahayudi, S.I.K., dengan seorang pria bernama Marten Yosi Basaur, viral di media sosial dan memantik berbagai reaksi publik. Pria tersebut diduga merupakan pelaku Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo.
Merespons polemik yang mencuat, Kapolres memberikan klarifikasi resmi dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Gorontalo pada Rabu (4/6/2025), didampingi Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Harjendro A.P., S.I.K., M.T. Dalam keterangannya, Kapolres menegaskan bahwa tidak ada tindak kekerasan seperti yang dituduhkan melalui potongan video tersebut.
“Video yang beredar hanya menampilkan sebagian kejadian dan tidak mencerminkan keseluruhan konteks. Saya bicara tegas karena yang bersangkutan menyebut-nyebut nama pejabat Polda tanpa dasar dan berusaha menekan anggota saya,” jelas AKBP Sigit.
Insiden itu terjadi pada Selasa (3/6/2025) di ruang Satreskrim Polres Boalemo, usai jajarannya melakukan penertiban tambang emas ilegal di Desa Sari yang menggunakan alat berat dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Kapolres menyebut tindakan tersebut sah berdasarkan surat perintah yang berlaku.
Pada pertemuan keesokan harinya, Marten datang bersama seorang anggota Brimob dan dua rekannya untuk meminta klarifikasi. Perdebatan pun terjadi. Dalam video, AKBP Sigit terlihat berbicara dengan nada tinggi dan disebut menginjak bagian bawah kursi. Namun ia membantah adanya kekerasan fisik.
“Saya emosi karena dianggap seolah-olah kami bermain dalam aktivitas ilegal. Tapi tidak ada tindak kekerasan. Semua sudah kami serahkan ke Propam,” ujarnya.
Terkait tudingan adanya setoran Rp30 juta per alat berat kepada pihak kepolisian, Kapolres menepis keras.
“Tidak pernah ada pembicaraan ataupun transaksi seperti itu. Kalau memang ada bukti, silakan dibuka ke publik,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa penertiban PETI dilakukan secara berkelanjutan, termasuk di wilayah Sumisus dan Teinilo.
“Kami tidak tinggal diam. Aktivitas mereka memang berpindah-pindah, tapi kami terus bergerak menertibkan,” tambahnya.
Sebagai bentuk itikad baik, AKBP Sigit juga telah menemui istri Marten untuk menjelaskan langsung maksud dari tindakannya.
“Kami hanya menjalankan tugas demi penegakan hukum dan perlindungan lingkungan. Tidak ada niat untuk menyakiti,” pungkasnya.
Polda Gorontalo menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah tegas yang diambil Kapolres Boalemo dan memastikan komitmen Polri dalam menjaga hukum secara profesional dan transparan.
Jurnalis: Rey
Editor: Jujan